Diusianya
yang sudah menginjak tiga puluhan telah membuat resah hatinya. Apalagi adiknya
telah lebih dulu menikah. Sebenarnya secara fisik ,Allah telah memberikan begitu
banyak anugerah, selain cantik dan juga cerdas sehingga banyak orang yang
mempertanyakan tentang kesendiriannya. Bahkan mereka berpikir dirinya terlalu
banyak memilih. Terkadang yang membuat dia menangis setiap kali ibundanya
melihat dirinya seolah berkata "Kapan kamu menikah anakku?" Hatinya
terasa perih. Setiap malam selalu berdoa berharap agar segera hadir laki-laki
yang sholeh datang untuk melamarnya. Bahkan ikhtiarpun telah dilakukan untuk
menjemput jodohnya dengan bershodaqoh di Rumah Amalia. Bukan hanya sebuah
harapan namun juga sesuatu yang akan menjadi kenyataan.
Haripun
berlalu begitu cepat. Suatu hari tiba-tiba dirinya merasakan sakit pada
perutnya. Mual yang dahsyat, muntah-muntah hebat. Sampai harus ditangani di
UGD. Entah apa yang terjadi, langsung tak sadarkan diri. Ketika membuka mata
terlihat wajah ibunda, bapak dan adiknya telah berada disampingnya. Terdengar
isak tangis, lalu dirinya tertidur lelap. Terdengar suara lembut menyapanya,
"Sudah bangun Mbak?" Dia hanya bisa tersenyum kepada dokter yang
merawatnya. Wajahnya seolah tidak asing. "Sepertinya saya mengenal? Dimana
ya?" gumamnya terdengar lirih. "Benar, Kita memang saling mengenal
Mbak, saya adalah teman Mbak sewaktu SMA.."jawab dokter itu. "Ya
Allah," teriaknya dalam hati. Dia ingat, dokter yang merawatnya adalah
temannya yang cupu sewaktu duduk dibangku SMA, dia dulu pernah
"menembaknya." Menyatakan cinta kepada dirinya dengan mengirimkan
surat dan semua itu berlalu begitu saja.
Laki-laki
itu bercerita tentang dirinya, tentang setamat SMA melanjutkan kuliah sampai
perjalanannya menjadi seorang dokter. Diapun bercerita perjalanan hidupnya.
Hubungan menjadi terjalin lebih dekat. Sebagai seorang dokter yang mengawasi
kesehatan pasiennya membuat banyak waktu untuk berbincang. Keduanya saling
menaruh hati seolah sudah saling mengetahui isi hatinya. Begitu keluar dari
Rumah Sakit. Dokter yang merawatnya itu langsung melamarnya. Pernikahannya
berlangsung sederhana. Baginya sangat disyukuri karena telah menjemput jodoh,
sosok laki-laki yang membuat hidupnya bahagia. "Ya Allah, aku bersyukur
padaMu telah memberikan aku kesabaran untuk bertemu dengan belahan jiwaku.
Ternyata sakitku membawa keberkahan yang mempertemukan aku dengan jodohku.
Alhamdulillah, Terima kasih Ya Allah atas semua takdirMu." Air matanya
bergulir membasahi pipi bertemu dengan jodohnya yang tak diduga.
Ditulis Oleh : Takerubun
