Pastilah ada airmata di
penghujung malam, menangis mencoba tepiskan duka dalam tahajjud panjang…
Pastilah ada syair yang
ditulis setiap kali mendung di hati menawan diri, mencoba bicara untuk
menghapus luka yang ada…
Karena pujian orang
yang buta tentang fisikku mungkin tak kupercayai, karena bisa jadi belaian
mesra seorang yang cacat tak terbukti tanpa sentuhan, atau aku telah mengira
orang yang mungkin kuabaikan, ternyata selalu memikirkan diriku?
Mata ini mungkin telah
buta untuk memandang keindahan wujudmu, memilih ghadhul bashor untuk menjaga
hati dan keimanan diri…
Jari jemari ini mungkin
telah lumpuh untuk bisa menyentuh, karena sentuhan yang tak halal hanyalah
menjadi lukisan dosaku dan dosamu…
Mulut ini mungkin telah
membisu untuk merayu, agar ekspresi cinta yang ada tak salah diungkapkan…
Pikir ini mungkin tak
mampu ditebak, karena setiap kali sosokmu terlintas atau terbayang, justru
istighfar menyeru hati dalam penyesalan..
‘Afwan, beginilah
kumencintaimu…
karena cintaku memang
cacat dan tak sempurna, kesempurnaan kasih sayang hanya milik-Nya.
Beginilah
kumencintaimu, hanya mampu menyimpan gerumuh rinduku di hati, hanya kusampaikan
pula padaNya.
‘Afwan telah membuatmu
merasa ragu, karena janji pastiNya yang kutunggu bukan prasangka atau nafsuku.
Aku meyakini…
Cinta sejati adalah ia
yang pernah menangis menahan rindu…
Cinta sejati adalah ia
yang pernah berharap namun tetap menyerahkan keputusan terbaik pada Allah
KarenaNya, kelak
pilihan kutambatkan…
Dengan cinta yang jujur
mengekspresikan rindu karena Allah.
Ditulis Oleh : Takerubun
