Tak tahu
kapan nyawa ini mulai merangkak melewati kerongkongan
Syaithan pun serta merta ikut ambil peran untuk mengalihkan
perhatian anak manusia yang penuh dosa ini untuk enggan melafadzkan kalimat لا إله إلا الله
Syaithan pun serta merta ikut ambil peran untuk mengalihkan
perhatian anak manusia yang penuh dosa ini untuk enggan melafadzkan kalimat لا إله إلا الله
Caranya?
Mungkinkah orang-orang yang kita cintai selama ini meledak hadir di pelupuk mata
Meleleh sudah rindu itu
Mungkinkah orang-orang yang kita cintai selama ini meledak hadir di pelupuk mata
Meleleh sudah rindu itu
Tujuan?
Tentu mengalihkan perhatian
Tentu mengalihkan perhatian
Adakah
lagi?
Mungkinkah kehidupan dunia yang selama ini terlalu kita cintai terlintas
Mungkinkah kehidupan dunia yang selama ini terlalu kita cintai terlintas
semuanya
dengan semaunya
Tujuan?
Tentu menambah porsi pengalihan tadi.
Tentu menambah porsi pengalihan tadi.
Masih
adakah lagi?
Mungkinkah impian yang kita inginkan tak kunjung sampai, seperti…
Jiwa dan raga, terutama rambut indah ini di hijab
Melirik teman-temanku yang mulai berkerudung
Mulai dari style sederhana hingga mewah berlena
Mungkinkah impian yang kita inginkan tak kunjung sampai, seperti…
Jiwa dan raga, terutama rambut indah ini di hijab
Melirik teman-temanku yang mulai berkerudung
Mulai dari style sederhana hingga mewah berlena
Rabbi…
Kau Maha Tahu hati ini menyeruak keras
Kapan aku mulai menyimpan rambut ini dibalik kerudung nan syar’i?
Pun aku ingin seperti mereka…
Memperlihatkan mahkota dunia ini hanya kepada mahram semata
Kapan aku mulai menyimpan rambut ini dibalik kerudung nan syar’i?
Pun aku ingin seperti mereka…
Memperlihatkan mahkota dunia ini hanya kepada mahram semata
Tapi…
Kenapa aku selalu mengadu domba syaithan dengan nafsu, menyalahkan yang berbeda padahal satu rupa
Tanpa permisi, batin pun merekayasa advokasi…
Sebaiknya hijabkan saja dulu hati ini barulah berkerudung
Pikiran dan mulut pun berkonspirasi…
Kalau begitu hijabkan saja dulu mulut ini barulah berkerudung
Kenapa aku selalu mengadu domba syaithan dengan nafsu, menyalahkan yang berbeda padahal satu rupa
Tanpa permisi, batin pun merekayasa advokasi…
Sebaiknya hijabkan saja dulu hati ini barulah berkerudung
Pikiran dan mulut pun berkonspirasi…
Kalau begitu hijabkan saja dulu mulut ini barulah berkerudung
Atau
kelakuanku ini…
Atau apalagi yang harus kubersihkan dulu?
Atau apalagi yang harus kubersihkan dulu?
Saudariku…
Bukan aku pintar mengguruimu karena aku pun belum layak jadi guru
Tapi bukan berarti sarjana kependidikan didapat barulah berani kukatakan
Jadi kuberanikan diri mengutarakannya padamu, sebagai sesama turunan hawa yang lemah
Karena dari dulu guru-guru kita lepas berkata…
‘Kerudungmu’ itulah yang akan melindungimu di padang mahsyar nanti
Bukan aku pintar mengguruimu karena aku pun belum layak jadi guru
Tapi bukan berarti sarjana kependidikan didapat barulah berani kukatakan
Jadi kuberanikan diri mengutarakannya padamu, sebagai sesama turunan hawa yang lemah
Karena dari dulu guru-guru kita lepas berkata…
‘Kerudungmu’ itulah yang akan melindungimu di padang mahsyar nanti
Ketika
tangan indah ciptaan Tuhanmu itu menjarakkan antara matahari dengan ubun-ubunmu
Tak sedikit pun aku memiliki hak untuk membayangkan bagaimana panasnya padang mahsyar itu
Ya Allah bagaimana aku bisa kuat di sana? Siapa yang melindungiku?
Kebaikan hatiku? Ah siapa yang tahu… Hati ini tidak selalu mengingatMu
Amalku? Ah amalku ku pun sepertinya sudah habis tergerus oleh dosa-dosaku.
NAIF
Tapi…
Kami mohon…
Kabulkan sedikit keyakinan ini…
Kami yakin rahmat dan kasih sayangMu mampu menembus semua kemustahilan
Aku pun takut kerudung yang melekat sampai hari ini
Apakah sudah kubasuh dengan niat yang bersih seperti sahabat-sahabat kita di sana…
Kabulkan sedikit keyakinan ini…
Kami yakin rahmat dan kasih sayangMu mampu menembus semua kemustahilan
Aku pun takut kerudung yang melekat sampai hari ini
Apakah sudah kubasuh dengan niat yang bersih seperti sahabat-sahabat kita di sana…
Atau hanya berniat memamerkan bahwa aku memiliki kerudung dengan koleksi tak terhingga
Na’udzubillaah tsumma na’udzubillaahi min dzaalik
Bagiku
tak masalah bersikap autodidak memakai kerudung dengan tangan ini
Bukankah sesuatu yang didapat dengan tantangan lebih, hasilnya pun bernilai lebih
Bukankah sesuatu yang didapat dengan tantangan lebih, hasilnya pun bernilai lebih
Saudariku…
Walau saat ini kita terlihat jauh dengan sekat tanpa ta’aruf
Tapi satu pintaku ya Allah
Izinkan kami bersama berkumpul di taman firdausMu dengan balutan kerudung sutra bercap surga. Aamiin
“Mereka
itulah yang memperoleh surga ‘Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
(dalam surga itu) mereka diberi hiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian
hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar
di atas dipan-dipan yang indah. (itulah) sebaik-baik pahala, dan tempat
istirahat yang indah” QS Al-Kahfi [18]: 31
Didedikasikan
kepada seluruh cewek-cowok, perempuan-laki-laki, akhwat-ikhwan, sista-brothe,
di manapun kita berkarya.
Ditulis Oleh : Takerubun
