DIBALIK
SERUAN PAHLAWAN
Kabut,
Dalam
kenangan pergolakan bumi pertiwi
Mendung,
Pertandakah
hujan deras
Membanjiri
asa yang haus kemerdekaan
Dia dan semua
yang ada menunggu keputusan sakral
Serbu....
Merdeka atau mati.. Allahu Akbar
Titahmu
terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan
bambu runcing menyatu
Kau teruskan
bunyi-bunyi ayat suci
Kau teriakan
semangat juang demi negeri
Kau relakan
terkasih menahan terpaan belati
Untuk ibu
pertiwi..
Kini kau
lihat,
Merah hitam
tanah kelahiranmu
Pertumpahan
darah para penjajah keji
Gemelutmu tak
kunjung sia
Lindungan-Nya
selalu dihatimu
Untuk
kemerdekaan Indonesia abadi..
PEMUDA UNTUK
PERUBAHAN
Indonesia
Menangis
bahkan
tercabik
dengan
hebatnya penguasanya korupsi
tak peduli
rakyatnya mengemis
Kesejahteraan
tinggallah angan
keadilan
hanyalah khayal
kemerdekaan
telah terjajah
yang tersisah
hanya kebodohan
Indonesiaku,
Indonesia kalian
jangan hanya
tinggal diam kawan
mari bersatu
ambil peranan
sebagai
pemuda untuk perubahan...
PERJUANGAN
TAK PASTI
Teriknya
mentari menyentuh kalbu
Tak terasa
angin merambah rasa
Hanya terasa
peluh merambah jiwa
Ku coba
melangkah ke sana
Tak jua ku
temukan suatu hal
Ku langkahkan
kembali kakiku
Tapi ku masih
tak temukan sesuatu itu
Saat ku
berhenti tuk bersandar
Ku memohon
dan berserah
Apa aku di
beri sebuah peluang
Tuk bisa
hidup nyaman
Oh tuhan…….
Perjuangan
ini sungguh meresahkan
Perjuangan
ini sungguh membingungkan
Perjuangan
ini tak menemukan jalan
Kaki tak kuat
untuk melangkah
Jiwa tak kuat
untuk bangun
Hati tak
sanggup untuk merasa
Otak tak bisa
untuk berfikir
Hidupku……….
Kenapa kau
ditakdirkan seperti ini
Hanya
berharap dari perjuangan yang tak pasti
Hidup ini
terasa sangat membingungkan
PENGORBANAN
Mengucur
deras keringat
Membasahi
tubuh yang terikat
Membawa
angan, jauh ntah kemana ?
Bagaikan
pungguk merindukan rembulan,
Jiwa ini
terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang
menjadi malam,
dan Bulan
yang menjadi Tahun.
Sekian lama
telah menanti,
Dirinya tak
jua terlepas.
Andai diriku
sang Ksatria,
Aku sudah
pasti menyelamatkannya.
Namun semua
itu hanya mimpi.
Dirinyalah
yang harus berusaha
untuk membawa
dirinya pergi dari kegelapan abadi.
PAHLAWAN KU
Puisi Rezha
Hidayat
Ohh........
Pahlawan ku
Bagaimana ku
bisa
Membalas
jasa-jasa mu
Yang telah
kau berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah aku
turun ke medan perang
Haruskah aku
mandi berlumurkan darah
Haruskah aku
tertusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu
cara untuk membalas jasa mu
Engkau rela
mengorbankan nyawa mu
Demi suatu
kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau
raih dengan tangan mu sendiri
Ohh.........
pahlawan ku Engkau lah Bunga Bangsa
INDONESIA,
AKU MASIH TETAP MENCINTAIMU
Indonesia,
aku masih tetap mencintaimu
Sungguh,
cintaku suci dan murni padamu
Ingin selalu
kukecup keningmu
Seperti
kukecup kening istriku
Tapi mengapa
air matamu
Masih
menetes-netes juga
Dan rintihmu
pilu kurasa?
Burung-burung
bernyanyi menghiburmu
Pesawat-pesawat
menderu membangkitkanmu
Tapi mengapa
masih juga terdengar tangismu?
Apakah kau
tangisi hutan-hutan
Yang tiap
hari digunduli pemegang hapeha?
Apakah kau
tangisi hutang-hutang negara
Yang terus
menumpuk jadi beban bangsa?
Apakah kau
tangisi nasib rakyatmu
Yang makin
tergencet kenaikan harga?
Atau kau
sekadar merasa kecewa
Karena
rupiahmu terus dilindas dolar amerika
Dan IMF,
rentenir kelas dunia itu,
Terus
menjerat dan mengendalikan langkahmu?
Ah, apapun
yang terjadi padamu
Indonesia,
aku tetap mencintaimu
Ingin selalu
kucium jemari tanganmu
Seperti
kucium jemari tangan ibuku
Sungguh, aku
tetap mencintaimu
Karena
itulah, ketika orang-orang
Ramai-ramai
membeli dolar amerika
Tetap
kubiarkan tabunganku dalam rupiah
Sebab sudah
tak tersisa lagi saldonya!
INDONESIAKU
KINI
Negaraku
cinta Indonesia
Nasibmu kini
menderita
Rakyatmu kini
sengsara
Pemimpin yang
tidak bijaksana
Apakah pantas
memimpin negara
yang aman
sentosa
Oh Indonesia
tumpah darahku
Apakah belum
terbit,
Seorang
pemimpin yang kita cari
Apakah rasa
kepemimpinan itu
masih
disimpan di nurani
Tertinggal di
lubuk hati
Tak dibawa
sekarang ini
Rakyat
membutuhkanmu
Seorang
Khalifatur Rasyidin
Yang setia
dalam memimpin
Menyantuni
fakir miskin
Mengasihani
anak yatim
Kami
mengharapkan pemimpin
yang soleh
dan solehah
Pengganti
tugas Rasulullah
Sebagai
seorang pemimpin ummah
Yang bersifat
Siddiq dan Fatanah
Andaikan
kutemukan
Seorang
pemimpin dunia
Seorang
pemimpin agama
Seorang
pemimpin Indonesia
Hanya Allah
Yang Mengetahuinya
NEGERI IMPIAN
rembulan
terbit dari barat, seperti wajahmu yang bulat
seakan
menyiratkan yang tak tersurat
dibalik
kharisma kemilaunya cahaya yang semburat
menghipnotis
hati biar terpikat
lemah gemulai
gerakanmu
iringi lagu
rindu yang mendayu
sendu tatap
matamu menghiba pelepas rindu
tujuh purnama
telah kau tunggu
tujuh negeri
telah kau lewati
masih belum
kau temui apa yang kau cari
diantara
bimbangnya hati
apa
sebenarnya yang kau cari
tanpa jawab
yang kau dapati
bertambah
galaulah hati
melihat nasib
ini negeri
anak kurang
gizi
bergelimpangan
bayi mati
ibu-ibu tak
punya asi
menggilanya
aborsi
merajalelanya
multilasi
ditingkahi
bobroknya birokrasi ini negeri
NEGERI INI
Saat sarafku
dipengapkan meja 1/2 biro
Kupahat
hatiku itu lagi
Pada prasasti
tugu negriku
Agar para
pahlawan negri ini
Tak lagi
keluhkan sesal
Harus lahir
di negri ini
Sudirman-sudirman
reformasi
Harus
berkembang di negri ini
Sukarno-sukarno
reformasi
Harus bangkit
di negri ini
Suharto-suharto
reformasi
Agar
diponegoro tak lagi keluhkan java
Agar wolter
monginsidi tak tangisi celebes
Agar Patimura
tak sia-siakan maluku
Agar
Indonesiaku
Tak lagi
tangisanku
Ditulis Oleh : Takerubun
