Mungkin kau berencana pergi,seperti ruh manusiatinggalkan dunia membawa hampir semuakemanisan diri bersamanyaKau pelanai kudamuKau benar-benar harus pergiIngat kau punya teman disini yang setiarumput dan langitPernahkah kukecewakan dirimu ?Mungkin kau tengah marahTetapi ingatlah malam-malamyang penuh percakapan,karya-karya bagus,melati-melati kuning di pinggir lautKrinduan, ujar Jibrilbiarlah demikianSyam-i Tabriz,Wajahmu adalah apa yang coba diingat-ingat lagi oleh setiap agamaAku telah mendobrak kedalam kerinduan,Penuh dengan nestapa yang telah kurasakan sebelumnyatapi tiada semacam iniSang inti penuntun pada cintaJiwa membantu sumber ilhamPegang erat sakit istimewamu iniIa juga bisa membawamu pada TuhanTugasku adalah membawa cinta inisebagai pelipur untukmereka yang kangen kamu,untuk pergi kemanapun kaumelangkahdan menatap lumpur-lumpuryang terinjak olehmumuram cahaya mentari,pucat dingding iniCinta menjauhCahayanya berubahTernyata ku perlu keanggunanlebih dari yang kupikirkan
Ditulis Oleh : Takerubun
Anda sedang membaca artikel tentang Wajahmu. Oleh MTakerubun, Blogger asal Evav Maluku Tenggara. Semoga artikel ini bermanfaat. Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini tapi jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya