Alhamdulillah,
hari ini saya berkesempatan menonton film yang katanya banyak di tunggu orang
yaitu Hafalan Shalat Delisa. Karena tak sabar menunggu hari esok untuk
mencurahkan isi otakku, maka kupaksakan malam ini juga untuk menuliskan
beberapa hikmah yang saya dapatkan dari tontonan tersebut. Saya hanya ingin,
mencari dan membagi hikmah dari tiap hal kecil yang di lakukan.
Saya
tak akan menceritakan alur kisah di film tersebut, karena saya yakin sebagian
besar para pembaca pasti sudah menyaksikan filmnya atau minimal telah membaca
ceritanya melalui novel yang berjudul sama.
Banyak
hikmah yang bisa saya ambil dari film tersebut, tapi dalam tulisan ini saya
akan menekankan hikmah yang kadang kita lupakan dan abaikan yaitu tentang
keikhlasan dan berbagi.
Awalnya
saya menonton memang saya niatkan untuk meraup hikmah yang mungkin bisa saya
dapatkan, setelah beberapa lama saya amati, sosok Delisa seorang gadis kecil
yang apa adanya dan memang seorang anak kecil segala perilakunya amatlah polos.
Termasuk tatkala saya melihat adegan dari Delisa berbagi. Dia mendapatkan
cokelat dari seorang perawat, jumlahnya cukup banyak. Seketika dia mendapatkan
cokelat, seketika itu pula dia mengabsen nama-nama yang akan mendapat bagian
coklat yang diterimanya. Tanpa berfikir panjang, tanpa berfikir sayang. Sayang
jika nantinya ia hanya mendapatkan jatah sedikit dari cokelat yang dimilikinya.
Sungguh,
saya sering merasa sayang jika harus berbagi. Berbagi pun kadang dengan banyak
pertimbangan. Dengan banyak berfikir. Takut jika sesuatu yang saya miliki akan
berkurang. Tidak berbagi dengan seketika. Padahal Allah memberikan sesuatu
kepada kita tanpa berfikir, tanpa banyak pertimbangkan. Tidak juga dengan
perhitungan. Karena Allah maha kaya. Bisa saja Dia langsung membalas kebaikan
yang kita buat. Saya sering menyangsikan bahwa berbagi hakikatnya adalah
menerima. Ketika kita berbagi, sesungguhnya Allah pun sedang menyiapkan balasan
yang terbaik yang akan di berikan kepada kita. Bahkan dengan berlipat-lipat
balasannya.
Semoga
Allah tetap memberikan balasan yang terbaik atas amal-amal kami yang dengan
berjuta pertimbangan. Aamiin.
Kemudian,
saya melihat lagi adegan tatkala betapa sulitnya Delisa menghafal bacaan
shalat. Ustadznya pun memberikan nasihat, jika kita melakukan sesuatu bukan
karena Allah tapi karena hal lainnya maka kita akan terpaku pada hasil yang di
dapat sehingga keikhlasan belum hadir di dalam hati. Tapi jika ikhlas sudah ada
di hati, jika karena Allah kita berlaku maka semuanya akan terasa mudah. Kurang
lebih seperti itu. Memang sebelumnya Delisa menghafal hanya karena hadiah
kalung yang di janjikan oleh Umminya, ketika Delisa sadar bahwa ia telah salah
dalam berniat dan meluruskan niatnya, Allah pun memudahkannya menghafal bacaan
shalat.
Allah
akan memberi apa yang kita niatkan. Jika kita berhijrah karena Allah, insya
Allah keberkahan akan kita dapat. Tapi jika hijrah kita karena wanita, maka
kita pun akan mendapatkan yang kita inginkan.
Lagi-lagi,
sesuatu yang sepele memiliki makna yang tak sepele. Membuat saya untuk kembali
tersadar, setelah khilaf dan khilaf. Kembali lagi saya tersadar betapa Allah
teramat sayang pada hambaNya. Selalu mengingatkan dalam berbagai kesempatan.
Hanya saja memang kita harus membuka mata hati kita untuk dapat melihat semua
keajaiban kasih sayangNya. Allah tak ingin kita selalu terjerumus dalam khilaf.
Maka, nikmat Allah manakah yang kita dustakan??
Ditulis Oleh : Takerubun
Anda sedang membaca artikel tentang Belajar Dari Delisa. Oleh MTakerubun, Blogger asal Evav Maluku Tenggara. Semoga artikel ini bermanfaat. Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini tapi jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya