jika ada narasi kita yang sedikit kelabu di masa lalu
sangat kumohon hapuslah dengan kelapangan dadamu
sangat kumohon hapuslah dengan kelapangan dadamu
bila masih membekas goresan kecewa
dan luka di sebuah sudut hatimu karena diri ini
teramat ku berharap maafmu atas seluruh kekeliruanku
dan luka di sebuah sudut hatimu karena diri ini
teramat ku berharap maafmu atas seluruh kekeliruanku
sungguh, meski raga ini tak pernah berganti rupa
tapi jiwa yang mendiaminya telah lama berlari
meloncati jejak jejaknya yang berdebu
tapi jiwa yang mendiaminya telah lama berlari
meloncati jejak jejaknya yang berdebu
memang belum genap tiga tahun
dari akhir dialog dialog kita
dan kadang jiwa ini pun masih di kuasai rasa dahulu
dari akhir dialog dialog kita
dan kadang jiwa ini pun masih di kuasai rasa dahulu
tapi, demi Dia yang melihatku siang malam
deras aliran munajat agar tersemai ikhlas dan kelapangan dada ini
deras aliran munajat agar tersemai ikhlas dan kelapangan dada ini
selalu jadi pembuka dan penutup perjumpaan denganNya di ujung malam
jika ada daya untuk menghapus satu paragraf
yang berisi tentang narasi kita dari prosa panjang riwayatku
sudah ku lakukan, namun itu di luar kuasaku
yang berisi tentang narasi kita dari prosa panjang riwayatku
sudah ku lakukan, namun itu di luar kuasaku
hanya ingin memulainya dari awal,
menata semuanya di lahan yang baru
menata semuanya di lahan yang baru
tidak ada yang salah dengan masa lalu
tak berniat untuk menyalahkan waktu
dia hanyalah makhluk yang tunduk pada titah Tuhannya
begitupun dengan hati, di huni oleh fitrah, sifat manusia kita
tak berniat untuk menyalahkan waktu
dia hanyalah makhluk yang tunduk pada titah Tuhannya
begitupun dengan hati, di huni oleh fitrah, sifat manusia kita
bukan hanya jiwamu yang mungkin merasakan sakit
diri inipun berjuang untuk sampai pada jiwa yang sekarang
barangkali masih kau ingat kepayahan yang tergambar
dari kalimat kalimatku di penghujung pertemuan kita
teramat rapuh bila ku kenang
diri inipun berjuang untuk sampai pada jiwa yang sekarang
barangkali masih kau ingat kepayahan yang tergambar
dari kalimat kalimatku di penghujung pertemuan kita
teramat rapuh bila ku kenang
tak bermaksud mengingatkanmu kembali hal itu
anggap saja sebulir debu di tengah saharamu yang luas
biarkan angin keikhlasan membawanya berlalu
anggap saja sebulir debu di tengah saharamu yang luas
biarkan angin keikhlasan membawanya berlalu
mari menatap jernih ke depan
pada waktu yang pasti datang
tak usah risau siapa temanmu kelak
adalah bagian rizki yang Allah janjikan
pada waktu yang pasti datang
tak usah risau siapa temanmu kelak
adalah bagian rizki yang Allah janjikan
Ditulis Oleh : Takerubun
Anda sedang membaca artikel tentang Ikhlaskan. Oleh MTakerubun, Blogger asal Evav Maluku Tenggara. Semoga artikel ini bermanfaat. Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini tapi jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya