Kepedihan mengguncang jiwanya. Laki-laki separuh baya
matanya menerawang menatap kedepan. Tak ada suara dan kata yang terucap,
Wajahnya nampak sejuk dan damai. Hatinya tersenyum seolah bicara, tak ada hidup
yang sempurna tanpa ujian. Sebagai seorang muslim beliau banyak diberikan kemudahan
oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kehidupan datar dan lurus lalu menanjak
mencapai kesuksesan dalam karier. Pernikahannya penuh kebahagiaan. terasa
semakin lengkap dengan kehamilan istri tercintanya. Buah hati yang didambakan
bagi seluruh anggota keluarganya namun toh, Allah memiliki rencana lain. Putra
pertamanya, hanya bertahan 24 jam berjuang bertahan hidup. Kejadian itu
benar-benar membuat hidupnya merasa terpuruk dalam kubangan yang penuh lumpur,
terasa sesak untuk bernapas dan membuat perih dihati. Selama berbulan-bulan
beliau mengurung diri meratapi sang buah hatinya yang telah pergi. Sungguh tak
terduga. Kehilangan itu terjadi justru dipuncak kesuksesan kariernya. Kejadian
itu menguji keimanannya bahkan terkadang menggugat keberadaan Allah, 'Kenapa
Allah tidak adil pada kami?' begitu ucapnya.
Ujian keimanan berikutnya, justru menimpa pada istrinya.
Istrinya terserang kista dirahimnya. Dokter memvonis istrinya berisiko tinggi
jika hamil lagi. Tentu saja sebagai suami hal itu membuatnya sangat terpukul
dengan pernyataan itu. Dia teringat bagaimana masa2 indah dilalui berdua &
dirinya sangat khawatir terhadap kondisi sang istri. Kemudian dia berinisiatif
untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia. Sungguh menakjubkan, ternyata kista istrinya
bisa sembuh tanpa harus operasi. Terlebih kehamilan yang kedua telah membuat
hidupnya menjadi terasa bahagia. Kelahiran anak yang dinanti memhiasi indah
hidup ini dengan penuh syukur.
Dua ujian berat semakin menyadarkan beliau dan keluarganya
agar semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Terlebih dengan
kehadiran sang buah hati, seolah diberikan anugerah yang tiada tara. Sehingga
beliau berjanji tak akan pernah berhenti untuk bersyukur. Dengan bershodaqoh
sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Beliau bertutur malam itu di Rumah
Amalia, ' Saya sadar, Allah itu Maha Baik. Allah selalu memberikan apapun yang
kami mohonkan.' Subhanallah. "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan?" (QS. Ar-Rahman: 77).
Ditulis Oleh : Takerubun
Anda sedang membaca artikel tentang Kepedihan Yang Menguncang Jiwa. Oleh MTakerubun, Blogger asal Evav Maluku Tenggara. Semoga artikel ini bermanfaat. Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini tapi jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya