SELAMAT BERKUNJUNG DI MTAKERUBUN'BLOG | SEMOGA BERMANFAAT | TERIMA KASIH

Rabu, 11 Juli 2012

KELUARGA KUNCI KESUKSESAN


Seringkali kita dengar orang-orang yang membangun  karir bertahun-tahun akhirnya terpuruk oleh kelakuan
keluarganya. Ada yang dimuliakan di kantornya tapi  dilumuri aib oleh anak-anaknya sendiri, ada yang
cemerlang karirnya di perusahaan tapi akhirnya pudar  oleh perilaku istrinya dan anaknya. Ada juga yang
populer di kalangan masyarakat tetapi tidak populer di  hadapan keluarganya. Ada yang disegani dan dihormati
di lingkungannya tapi oleh anak istrinya sendiri malah  dicaci, sehingga kita butuh sekali keseriusan untuk
menata strategi yang tepat, guna meraih kesuksesan  yang benar-benar hakiki. Jangan sampai kesuksesan kita
semu. Merasa sukses padahal gagal, merasa mulia  padahal hina, merasa terpuji padahal buruk, merasa
cerdas padahal bodoh, ini tertipu!

Penyebab kegagalan seseorang diantaranya:
* Karena dia tidak pernah punya waktu yang memadai  untuk mengoreksi dirinya. Sebagian orang terlalu sibuk
dengan kantor, urusan luar dari dirinya akibatnya dia  kehilangan fondasi yang kokoh.

* Karena orang tidak bersungguh-sungguh menjadikan  keluarga sebagai basis yang penting untuk kesuksesan.
Sebagian orang hanya mengurus keluarga dengan sisa  waktu, sisa pikiran, sisa tenaga, sisa perhatian, sisa
perasaan, akibatnya seperti bom waktu. Walaupun uang  banyak tetapi miskin hatinya. Walaupun kedudukan
tinggi tapi rendah keadaan keluarganya.

Oleh karena itulah, jikalau kita ingin sukses, mutlak  bagi kita untuk sangat serius membangun keluarga  sebagai basis (base), Kita harus jadikan keluarga kita
menjadi basis ketentraman jiwa. Bapak pulang kantor  begitu lelahnya harus rindu rumahnya menjadi oase
ketenangan. Anak pulang dari sekolah harus merindukan  suasana aman di rumah. Istri demikian juga. Jadikan
rumah kita menjadi oase ketenangan, ketentraman,  kenyamanan sehingga bapak, ibu dan anak sama-sama
senang dan betah tinggal dirumah.

Agar rumah kita menjadi sumber ketenangan, maka perlu  diupayakan:
# Jadikan rumah kita sebagai rumah yang selalu dekat  dengan Allah SWT, dimana di dalamnya penuh dengan
aktivitas ibadah; sholat, tilawah qur'an dan terus
menerus digunakan untuk memuliakan agama Allah, dengan  kekuatan iman, ibadah dan amal sholeh yang baik, maka


rumah tersebut dijamin akan menjadi sumber ketenangan.

# Seisi rumah Bapak, Ibu dan anak harus punya  kesepakatan untuk mengelola perilakunya, sehingga bisa
menahan diri agar anggota keluarga lainnya merasa aman  dan tidak terancam tinggal di dalam rumah itu, harus
ada kesepakatan diantara anggota keluarga bagaimana  rumah itu tidak sampai menjadi sebuah neraka.

# Rumah kita harus menjadi "Rumah Ilmu" Bapak, Ibu dan  anak setelah keluar rumah, lalu pulang membawa ilmu
dan pengalaman dari luar, masuk kerumah berdiskusi  dalam forum keluarga; saling bertukar pengalaman,
saling memberi ilmu, saling melengkapi sehingga  menjadi sinergi ilmu. Ketika keluar lagi dari rumah
terjadi peningkatankelimuan, wawasan dan cara berpikir  akibat masukan yang dikumpulkan dari luar oleh semua
anggota keluarga, di dalam rumah diolah, keluar rumah  jadi makin lengkap.

# Rumah harus menjadi "Rumah pembersih diri" karena  tidak ada orang yang paling aman mengoreksi diri kita
tanpa resiko kecuali anggota keluarga kita. Kalau kita  dikoreksi di luar resikonya terpermalukan, aib
tersebarkan tapi kalau dikoreksi oleh istri, anak dan  suami mereka masih bertalian darah, mereka akan
menjadi pakaian satu sama lain.

Oleh karena itu,barangsiapa yang ingin terus menjadi  orang yang berkualitas, rumah harus kita sepakati
menjadi rumah yang saling membersihkan seluruh anggota  keluarga. Keluar banyak kesalahan dan kekurangan,
masuk kerumah saling mengoreksi satu sama lain  sehingga keluar dari rumah, kita bisa mengetahui
kekurangan kita tanpa harus terluka dan tercoreng  karena keluarga yang mengoreksinya.

# Rumah kita harus menjadi sentra kaderisasi sehingga  Bapak-Ibu mencari nafkah, ilmu, pengalaman wawasan
untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak kita  sehingga kualitas anak atau orang lain yang berada
dirumah kita, baik anak kandung, anak pungut atau  orang yang bantu-bantu di rumah, siapa saja akan
meningkatkan kualitasnya. Ketika kita mati, maka kita  telah melahirkan generasi yang lebih baik.

Tenaga, waktu dan pikiran kita pompa untuk melahirkan  generasi-generasi yang lebih bermutu, kelak lahirlah
kader-kader pemimpin yang lebih baik. Inilah sebuah  rumah tangga yang tanggung jawabnya tidak hanya pada
rumah tangganya tapi pada generasi sesudahnya serta  bagi lingkungannya.

Ditulis Oleh : Takerubun

Christian angkouw Anda sedang membaca artikel tentang KELUARGA KUNCI KESUKSESAN. Oleh MTakerubun, Blogger asal Evav Maluku Tenggara. Semoga artikel ini bermanfaat. Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini tapi jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya

:: MTakerubun ! ::

Comments
0 Comments