tahukah engkau mengapa cinta sering
dilambangkan dengan bunga mawar..? atau sering juga orang melambangkannya dengan coklat…..
mangapa?
Yah itulah pertanyaan ku untuk
seorang kekasih diseberang sana.
Ada kebiasaan menarik dari seorang
ustadz yang jika pulang berpergian selama beberapa hari untuk tugas dawah ia selalu menyiapkan
sekuntum mawar. Istrinya
menjemput distasiun dan ketika sampai
ia mengeluarkan sekuntum bunga mawar untuk sang istri.
Pesan singkat itu ku kirimkan setelah
tak sengaja aku membuat hatinya terluka, mengalah untuk mencairkan suasana. Abang marah…. ! begitu
pesan singkat pesan
yang kukirim sebagai jawaban karena
sedang diluar kota. ternyata kalimat itu membuat hubungan jadi kaku, jiwa resah karena rindu
menyapa, sunyi dari canda
dan tawa dalam beberapa hari ini.
Karena …
Ada duri disetiap kuntum bungan mawar
yang siap menusik jari orang yang ingin memetik keindahannya.
Karena… Ada rasa pahit yang
mengiringi rasa manis setiap kali orang mengunyah coklat.
Yah begitulah cinta adikku sayang ,
ada manis dan pahit seperti coklat, ada indah dan sakit seperti bunga mawar, ada senang dan susah, ada
canda dan duka, ada
tawa dan air mata…..
Kan selain marah abang bisa becanda
juga…
Tapi apakah darah memang menjadi harga
untuk sebuah keindahan? pahit menjadi harga untuk manisnya sebuah hubungan? airmata adalah harga
pendewasaan rasa
cinta? Lalu apakah marah bukan cinta?
Padahal ibuku sayang sering bilang “nak ibu marah karena sayang”
Ada temanku yang akan menikah dengan
seorang gadis yang baik akhlaqnya mencoba menilik masa lalunya “saya berharap semoga wanita
yang pernah dekat
dengan saya dimasa lalu diberikan
hidayah oleh Allah dan diberikan jodoh yang baik juga seperti saya” ada penyesalan setelah sadar tenyata
perbuatan masalalunya
telah meninggalkan goresan dihati
wanita yang pernah singgah dihatinya. Apakah memang harus ada hati yang sakit untuk menjadi harga untuk
seorang menemukan
kebahagiaan sejatinya?
“walah…..jadi udah berapa nih yang
patah hati?” begitu aku menggodanya
ah ternyata nggak juga deh…
istrikupun berkata:
Bang…. adik ingin melati saja agar
cinta kita putih, bersih dan selalu indah… Bang… adik ingin rembulan saja agar
selalu manis…. Bukan coklat.
Ah ternyata nggak juga deh… mungkin
wanita itu berkata
Bisa jadi wanita yang patah hati
disebrang sana berkata “ biar saja mungkin banyak hikmah yang bisa diambil. Mungkin belom cocok, mungkin
Allah mengetahui ia tidak
baik untukku dikemudian
hari. Tapi tetap saja pernah ada yang menusuk hati.
Buat
saudara-saudaraku : biar sedikit hati yang pernah sakit, biar ringan timbangan hisab kita, biar murah biaya kita
untuk menjadi dewasa…… jangan coba-coba ya.
Ditulis Oleh : Takerubun
Anda sedang membaca artikel tentang Coklat dan Bunga Mawar. Oleh MTakerubun, Blogger asal Evav Maluku Tenggara. Semoga artikel ini bermanfaat. Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini tapi jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya