SELAMAT BERKUNJUNG DI MTAKERUBUN'BLOG | SEMOGA BERMANFAAT | TERIMA KASIH

Rabu, 11 Juli 2012

Apa kata Ibu Itulah Aku



“Adhemu sudah tenang sekarang…Dia sudah tidak kesakitan lagi. Sekarang lebih  baik basuh mukanya,wudhu dan ganti bajumu.” Suara Si Ibu menenangkan anak
gadisnya yang baru saja datang dan menangis di pelukannya. Ending yang tidak aku  sangka sama sekali. Kupikir akhir dari perjalanan itu layaknya adegan film India.
Penuh tangis dan tentu saja sangat mengharukan. Tetapi Subhannallah  sekali..ketegaran dan keikhlasan si Ibuu yang baru saja kehilangan anak keduanya
tadi malam lebih aku rasakan.  

Yang kubayangkan…Ibu dan anak itu akan berpelukan, menangis bareng atau  bahkan histeris…Bukan apa-apa..karena selama semalaman aku menemaninya,
sahabatku itu gelisah luar biasa..berapa kali Ia menangis di pangkuanku. Tetapi  setelah bertemu dengan ibunya, kulihat dia lebih tegar, Sikap Ibunya sangat
berpengaruh. Padahal kalaupun tadi Ibu dan anak tersebut menangis histeris  ataupun pinsan tidak akan ada orang yang heran..selain anak gadis yang meninggal
itu anak kesayangan si Ibu..sosok adhenya sangat mirip dengan sahabatku. Adegan  film Bollywood itu tidak kutemukan disana..yang ada adalah kesabaran dan
ketegaran menerima takdir Allah.  

Kuingat juga kisah seorang ummahat muda. Pekerjaan suaminya yang belum tetap  sering sekali harus disikapi dengan kecerdasan mengelola rizki yang ada. Setiap hari,
Ia mengantarkan anak yang masih sekolah di TK dengan berjalan kaki. Melintasi  persawahan untuk mempersingkat jarak. Suatu saat, si anak bertanya :  

“Mi, kenapa kita selalu jalan kaki sih? Mas Umar selalu di jemput pakai mobil. Mbak  Fia selalu naik becak. Yang lain juga, pulang sekolah naik angkot. Kenapa Mas Imad
harus jalan kaki sih?” 

Tentu saja batin Ummahat tersebut menangis. Ingin Ia menjemput buah hatinya  dengan becak ataupun naik kendaraan umum. Tetapi Ia tahu persis tidak ada
anggaran sama sekali untuk itu. Dijawabnya protes jundinya dengan senyum dan  wajah dibuat ceria.  

“Lho, katanya Mas Imad ingin seperti Rosullulloh? Tahu tidak Mas, Rosullulloh paling  senang jalan! Makanya badan Rosul itu kuat, sehat ! Kalo mau jadi Mujahid. Harus
Kuat! Seperti sahabat Nabi juga, pingin kan?”  

Anggukan kecil jundinya disambut dengan semangat bahwa mereka sedang  mencontoh Rosul dan para Sahabat. Mereka telusuri pematang dengan bernasyid ria.
Senandung nasyid perjuangan akrab di telinga jundinya. Dan kita bisa menebak.  Ketika teman-teman sekolah jundinya menanyakan kenapa Mas Imad selalu jalan
kaki, Imad kecil dengan bangga mengatakan bahwa Ia sedang meneladani Nabi dan  para sahabat.  

Bagaimana seandainya Ummahat itu terangkan kepada jundinya bahwa mereka  tidak punya uang sama sekali untuk sekedar naik angkat. Tentulah jundinya akan
tumbuh dengan rasa minder yang sangat, bahwa ia anak termiskin di sekolahnya.  

Begitu juga ketika kita saksikan sebuah foto seorang Ummahat Palestina dengan 2  orang anaknya sedang di todong senjata tentara Zionis Pengecut itu. Kita saksikan
sebuah gambaran sikap berani bahkan menantang beliau. Membuat mereka punya  Izzah dan anak-anaknya pun walaupun berlindung di belakang Umminya tetapi
mereka tidak menangis.  


Andaikan saja, Ummahad Palestina itu menangis ketakutan saat di todong senjata  tentara Zionis, saya yakin kedua anaknya bukan hanya menangis ketakutan, pastilah
reaksinya akan lebih heboh lagi.  

Seorang Ibu. Sikap dan seleranya akan menjadi standard sikap untuk anak-anaknya.  Terlebih lagi anak-anak yang masih berada dalam pengasuhannya. Seorang anak
akan dengan jelas merekam sikap dan selera Ibunya. Disinilah si Ibu dituntut  elegant terhadap setiap masalah kehidupannya sehingga anak-anak nya pun akan
mengcopy paste dalam kehidupannya.  

Menjadi Ibu Rumah Tangga bukan masalah sederhana. Bukan pekerjaan sambilan  tetapi Ia adalah sebuah profesi yang memerlukan segenap disiplin Ilmu yang ada.
Itulah mengapa bagi Ibu meningkatkan kafaah diri mutlak adanya. Salah satunya  dengan disiplin membina dirinya dengan halaqoh. So, ga ada ceritanya donk
Ummahat males datang liqo !!..he..he.. Wallahualam bishowab.  

Ditulis Oleh : Takerubun

Christian angkouw Anda sedang membaca artikel tentang Apa kata Ibu Itulah Aku. Oleh MTakerubun, Blogger asal Evav Maluku Tenggara. Semoga artikel ini bermanfaat. Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini tapi jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya

:: MTakerubun ! ::

Comments
0 Comments