“Adhemu sudah tenang sekarang…Dia
sudah tidak kesakitan lagi. Sekarang lebih baik basuh mukanya,wudhu dan ganti bajumu.” Suara Si Ibu
menenangkan anak
gadisnya yang baru saja datang dan
menangis di pelukannya. Ending yang tidak aku sangka sama sekali. Kupikir akhir dari perjalanan itu
layaknya adegan film India.
Penuh tangis dan tentu saja sangat
mengharukan. Tetapi Subhannallah sekali..ketegaran dan keikhlasan si Ibuu yang baru saja
kehilangan anak keduanya
tadi malam lebih aku rasakan.
Yang kubayangkan…Ibu dan anak itu akan
berpelukan, menangis bareng atau bahkan histeris…Bukan apa-apa..karena selama semalaman aku
menemaninya,
sahabatku itu gelisah luar
biasa..berapa kali Ia menangis di pangkuanku. Tetapi setelah bertemu dengan ibunya, kulihat dia lebih tegar,
Sikap Ibunya sangat
berpengaruh. Padahal kalaupun tadi
Ibu dan anak tersebut menangis histeris ataupun pinsan tidak akan ada orang yang heran..selain
anak gadis yang meninggal
itu anak kesayangan si Ibu..sosok
adhenya sangat mirip dengan sahabatku. Adegan film Bollywood itu tidak kutemukan disana..yang ada
adalah kesabaran dan
ketegaran menerima takdir Allah.
Kuingat juga kisah seorang ummahat
muda. Pekerjaan suaminya yang belum tetap sering sekali harus disikapi dengan kecerdasan mengelola
rizki yang ada. Setiap hari,
Ia mengantarkan anak yang masih
sekolah di TK dengan berjalan kaki. Melintasi persawahan untuk mempersingkat jarak. Suatu saat, si anak
bertanya :
“Mi, kenapa kita selalu jalan kaki
sih? Mas Umar selalu di jemput pakai mobil. Mbak Fia selalu naik becak. Yang lain juga, pulang sekolah
naik angkot. Kenapa Mas Imad
harus jalan kaki sih?”
Tentu saja batin Ummahat tersebut
menangis. Ingin Ia menjemput buah hatinya dengan becak ataupun naik kendaraan umum. Tetapi Ia tahu
persis tidak ada
anggaran sama sekali untuk itu.
Dijawabnya protes jundinya dengan senyum dan wajah dibuat ceria.
“Lho, katanya Mas Imad ingin seperti
Rosullulloh? Tahu tidak Mas, Rosullulloh paling senang jalan! Makanya badan Rosul itu kuat, sehat ! Kalo
mau jadi Mujahid. Harus
Kuat! Seperti sahabat Nabi juga,
pingin kan?”
Anggukan kecil jundinya disambut
dengan semangat bahwa mereka sedang mencontoh Rosul dan para Sahabat. Mereka telusuri
pematang dengan bernasyid ria.
Senandung nasyid perjuangan akrab di
telinga jundinya. Dan kita bisa menebak. Ketika teman-teman sekolah jundinya menanyakan kenapa Mas
Imad selalu jalan
kaki, Imad kecil dengan bangga
mengatakan bahwa Ia sedang meneladani Nabi dan para sahabat.
Bagaimana seandainya Ummahat itu
terangkan kepada jundinya bahwa mereka tidak punya uang sama sekali untuk sekedar naik angkat.
Tentulah jundinya akan
tumbuh dengan rasa minder yang
sangat, bahwa ia anak termiskin di sekolahnya.
Begitu juga ketika kita saksikan
sebuah foto seorang Ummahat Palestina dengan 2 orang anaknya sedang di todong senjata tentara Zionis
Pengecut itu. Kita saksikan
sebuah gambaran sikap berani bahkan
menantang beliau. Membuat mereka punya Izzah dan anak-anaknya pun walaupun berlindung di
belakang Umminya tetapi
mereka tidak
menangis.
Andaikan saja, Ummahad Palestina itu
menangis ketakutan saat di todong senjata tentara Zionis, saya yakin kedua anaknya bukan hanya
menangis ketakutan, pastilah
reaksinya akan lebih heboh lagi.
Seorang Ibu. Sikap dan seleranya akan
menjadi standard sikap untuk anak-anaknya. Terlebih lagi anak-anak yang masih berada dalam
pengasuhannya. Seorang anak
akan dengan jelas merekam sikap dan
selera Ibunya. Disinilah si Ibu dituntut elegant terhadap setiap masalah kehidupannya sehingga
anak-anak nya pun akan
mengcopy paste dalam kehidupannya.
Menjadi Ibu Rumah Tangga bukan masalah
sederhana. Bukan pekerjaan sambilan tetapi Ia adalah sebuah profesi yang memerlukan segenap
disiplin Ilmu yang ada.
Itulah mengapa bagi Ibu meningkatkan
kafaah diri mutlak adanya. Salah satunya dengan disiplin membina dirinya dengan halaqoh. So, ga
ada ceritanya donk
Ummahat males
datang liqo !!..he..he.. Wallahualam bishowab.
Ditulis Oleh : Takerubun
Anda sedang membaca artikel tentang Apa kata Ibu Itulah Aku. Oleh MTakerubun, Blogger asal Evav Maluku Tenggara. Semoga artikel ini bermanfaat. Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini tapi jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya