apakah tak perlu lagi ‘bersalaman’
yang ikhlas sepenuh hati
yang penuh kebersahajaan, kehangatan,
persaudaraan
‘bersalaman’ tanpa merasa lebih dari
yang lain
‘bersalaman’ tanpa membedakan pangkat,
kedudukan
entah kau pemimpin ataupun engkau
seorang bawahan
entah kau qiyadah entah engkau seorang
jundi
entah kau seorang presiden atau engkau
hanya seorang pelayan pembuat minuman
entah kau seorang guru ataupun murid
entah senior ataupun yunior
‘bersalaman’ tanpa merasa lebih pantas
dihargai dari yang lain
‘bersalaman’ tanpa merasa kau lebih
berhak dihormati dari yang lain
karena yang Allah lihat adalah hati
dan amalan kita
ketaqwaan kitalah yang membedakan
manusia satu dengan manusia yang lain
Allah-lah hakim yang berhak membedakan
teringat potongan percakapan
Rasulullah dengan seorang arab badui:
“Wahai orang Arab! Janganlah berbuat
serupa itu (arab badui hendak mencium kaki Rasulullah, karena saking
bahagianya, tidak menyangka dirinya akan bertemu dengan Rasulullah. seketika
Rasul mencegahnya). Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya
kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang
yang takabur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa
berita”
saudaraku
pandanglah kecil banyaknya kebaikan
yang kau buat
karena bisa jadi besar kebaikan yang
kau anggap, kecil di hadapan Allah
pandanglah besar sekecil apapun dosa
yang kau lakukan
karena kecil dosa yang kau anggap bisa
jadi besar di hadapan Allah
dosa-dosa kecil adalah benih-benih
keberanian untuk melakukan dosa-dosa besar
saudaraku
izzah kita sebagai seorang muslim
tidak dibangun dengan pangkat jabatan
tidak pula dilihat dari harta dan
kemewahan
apalagi tampang yang setiap waktu akan
memudar
izzah kita dibangun dari kesungguhan,
keteguhan, kepahaman, keikhlasan, serta keyakinan yang mapan, dalam menjalankan
agama Allah, risalah Rasulullah, “Diinul Islam”
yang tidak akan pernah bisa
diterjemahkan dan dipahami oleh orang-orang yang terlepas dari petunjuk Allah
“Sesungguhnya Allah tidak
melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan
tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)” (Hadits
Riwayat Muslim).
…
saudaraku siapa pun kita
sebagai apapun kita nanti
di level manapun kita berada
tidak layaknya membuat diri kita
merasa lebih berhak dihormati dari
yang lain
merasa lebih pantas dihargai dari yang
lain
“Hai manusia, sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS
Al-Hujuraat: 13)
Hanya Allah-lah pemilik kesombongan
ya Rabbi kami berlindung dari fitnah
dunia
wallahu’alam
Ditulis Oleh : Takerubun
Anda sedang membaca artikel tentang Jangan Merasa…. Oleh MTakerubun, Blogger asal Evav Maluku Tenggara. Semoga artikel ini bermanfaat. Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini tapi jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya